Kamis, 17 November 2016

Kebahagiaanku Ada Pada Mereka


Terkadang telah lupa bahwa Allah menghadirkan orang-orang disekeliling kita dengan maksud dan tujuan tertentu, ana sebagai manusia biasa hanya bisa bersyukur selalu Allah jaga dan selalu mendekatkan ana pada orang-orang yang luar biasa.Sempat berfikir saat lulus kuliah anak langsung mengajar di sekolah menengah pertama (SMP) atau sekolah menengah atas (SMA). Begitu banyak gejolak yang terjadi saat ana selesai wisudah. Orang tua ana yaitu ibu ana menginginkan ana untuk mendaftarkan diri sebagai pekerja bank, tapi ana menolaknya karena alasan ini dan itu. Bekerja di bank ??? yang benar saja, ana tak akan mau melucuti apa yang telah ana jaga selama 2 tahun. Untuk hijrah itu sulit, tak akan ana biarkan karna dunia ana gadaikan keimanan.
Sedih itu pasti, hampir setiap hari ana pergi ke sekolah-sekolah untuk mengantarkan surat lamaran kerja. SMA 2 Mempawah, SMP 4 Mempawah dan SMP SMA lainnya. Ana selalu yakin dengan kekuatan do’a. selang 2 hari ana beranikan diri untuk melamar kerja di Pesantren Darussalam. Sesampainya disana ana bertemu dengan kepala sekolahnya dan alhamdulillah langsung diterima kerja sebagai guru pengganti selama 3 bulan, atas izin Allah ana pun bekerja di Pontren Darussalam. Tapi setelah sebulan bekerja ana dapat panggilan dari Yayasan SD IT Anak Shaleh Mempawah Hilir, sebenarnya ana ragu mau datang karena akan diadakan tes dulu sebelum menjadi guru di SD IT Anak Shaleh. Di dalam hati ada rasa bimbang dan ragu, tapi ana selalu yakin ada hal baik yang akan terjadi, insyaAllah Allah akan pilihkan pekerjaan yang pas dengan ana karena tak ada yang lebih tahu kebaikan untuk seseorang selain penciptanya sendiri. Akhirnya ana pergi ke SD IT Anak Shaleh dan di tes, deg degan tapi nama Allah selalu ana sebut di dalam hati.
Sebulan lebih telah berlalu, masa bekerja di Pontren sebentar lagi habis, tapi panggilan yayasan dari SD IT Anak Shaleh belum juga datang. Bimbang dan resah , timbul pertanyaan apakah ana akan menjadi pengangguran lagi. Bu Endang salah satu orang yayasan sekaligus murobi ana mengatakan bahwa bersiaplah karena ana akan bergabung di SD IT Anak Shaleh, selang  3 hari kemudian Pontren Darussalam meminta ana menjadi guru tetap disana. MasyaAllah Maha Suci Allah, Allah menghadapkan ana pada 2 pilihan yang sulit. Kedua sekolah itu bagus dan baik, tapi ana memutuskan untuk menjadi guru di SD IT Anak Shaleh. Keputusan yang ana ambil buruk atau baik itu semua ana serahkan kepada Allah, karena ana bekerja lillahi ta’ala.
Sebenarnya anak Pontren Darussalam sangat menyayangkan kepergian ana, karena mereka sudah merasa nyaman dan dekat dengan ana, tapi ana harus memilih salah satu pekerjaan tidak bisa kedua-duanya. Saat ana berhadapan dengan kepala sekolah SD IT ana langsung diamanahkan menjadi wali kelas 3B. what???? Ana sempat bimbang karena jujur selama kuliah ana hanya belajar dan diajarkan bagaimana mengajar anak SMP dan SMA.
Pertama kali masuk ke kelas ana gugup dan masyaAllah ana langsung tersenyum melihat wajah anak-anak yang lucu-lucu dan soleh solehah, banyak tantangan saat mengajar mereka. Saat mengajar ana harus berperan sebagai ibu mereka, kakak mereka, teman mereka, dan guru mereka. Tapi ana slalu bahagia melihat senyum diwajah mereka. Semakin hari ana semakin dekat dengan mereka bahkan sangat dekat, mereka selalu manja dan menurut kepada ana, tapi mereka harus naik di kelas 4 dan bukan ana lagi yang mengajar mereka, sedih si pasti tapi mungkin ini yang terbaik.

Usai kenaikan kelas ana sebenarnya diamanahkan untuk mengajar di kelas 4, yaitu 4 B, lalu berubah disuruh ngajar kelas 5, dan ujung-ujungnya berubah lagi mengajar di kelas 6. (tepo jidat) Ana harus mengajar kelas yang selama mereka dikelas 5 selalu membuat masalah,berkelahi, ribut. Hadu,...tapi lagi-lagi ana percaya ada maksud di balik keputusan ini. Hati rasa bimbang, apakah ana sanggup mengajar mereka karena mereka nanti akan menghadapi Ujian Sekolah (US). Masalah sifat atau kenakalan mereka insyaAllah bisa ana kontrol, karena ana yakin mereka bukan anak nakal tetapi banyak akal. Ana juga yakin mereka tak seperti yang guru-guru lain ceritakan, kelas inilah, nakallah, ributlah, karena rasa percaya itulah ana mantap menerima amanh untuk menjadi  wali kelas 6.
Pertama kali masuk kelas nampaknya mereka agak sedikit terkejut, mungkin,..karena ana selama mengajar di kelas 3B biasanya juga sering mereka panggil jika di kelas mereka dulu yaitu kelas lima saat ada yg berkelahi atau bertengkar, jadi mereka sebenarnya sudah tidak asing lagi dengan ana.  Hari-hari ana lalui bersama mereka, masyaAllah mereka tak seperti yang ana bayangkan, anak-anaknya penyayang, peduli sama teman, dan yang terpenting selalu membuat ana bahagia dan tertawa. Ana selalu menyayangi mereka, karena kebahagiaan ana ada pada mereka.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar