Senin, 27 Agustus 2012

Wanita


Dirimu Yang SEBENARNYA
            Tema hijab atau sering juga disebut jilbab adalah satu fenomena yang menarik. Di kalangan masyarakat awam, jilbab dipandang sebagai suatu kewajiban nomor dua yang harus ditunaikan. Argumentasi yang berkembang dalam masyarakat kitapun beraneka – ragam, ada yang mengatakan bahwa jilbab hanyalah budaya orang arab saja. Ada yang mengutarakan itu hanya sebagai simbol agama, atau ada lagi yang sudah cukup mengetahui hukum berjilbab mengatakan memakai jilbab itu urusan kedua, yang pertama adalah men-jilbab-i hati. Pendapat yang terakhir ini merupakan pandangan yang begitu tertanam dalam masyarakat awam kita.
            Sebagian besar perempuan baligh yang belum mengenakan jilbab pada umumnya sudah mengetahui tentang hukum menutup aurat ini. Dalam Al-Qur’an secara terang-terangan  Allah Subhanahu Wa Ta’ala menjelaskan masalah ini :
Hai Nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya[1232] ke seluruh tubuh mereka". yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Q.S. Al-Ahzaab :59)
[1232] Jilbab ialah sejenis baju kurung yang lapang yang dapat menutup kepala, muka dan dada.
Dan 
Hai anak Adam[530], Sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. dan pakaian takwa[531] Itulah yang paling baik. yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, Mudah-mudahan mereka selalu ingat. (Q.S. Al-A’raaf)
[530] Maksudnya Ialah: umat manusia
[531] Maksudnya Ialah: selalu bertakwa kepada Allah.
Ayat di atas jelas sekali bahwa Allah  menurunkan pakaian itu untuk menutup aurat, bukan untuk berkelit  mengaburkan  perintah-Nya dan bukanpula hanya sekedar untuk bermode (bergaya). Sayangnya, terlalu banyak alasan yang memang dibuat seakan-akan benar seperti di atas tadi hampir menenggelamkan kebenaran kandungan Al-Qur’an dan menimbulkan polemik berkepanjangan yang tiada ujung.
            Namun jika selalu mengedepankan perbaikan akhlak, kapan lagi kita akan memperbaiki keadaan jasmani kita? Belum siap!! Itukah alasannya?? Bagaimana jika nyawa terlebih dahulu dijemput sebelum aurat kita ditutup?! Siapkah kita dengan semua itu?. Renungkanlah, apakah begitu sangat sulit sekali memasang kerudung dikepala,lalu memakai baju berlengan panjang, dan mengenakan rok atau kulot sampai mata kaki sehingga akhirnya dosa benar – benar begitu menggunung dan melaut luasnya? Jawab dengan JUJUR menggunakan SUARA HATI terdalam : manakah yang lebih sulit, menjaga hati agar tidak iri dengki, menghapus dendam, dan lain sebagainya itu ataukah MENUTUP AURAT?? Layak disebut orang bijak jika jawabannya adalah lebih sulit men-jilbab-i hati dari pada men-jilbab-i wajah dan seluruh tubuh.

Dikutip dari buku Wanita Seribu Pesona
(HENDI KURNIAH & AKA ABDI)