Dirimu Yang SEBENARNYA
Tema hijab atau sering juga disebut
jilbab adalah satu fenomena yang menarik. Di kalangan masyarakat awam, jilbab
dipandang sebagai suatu kewajiban nomor dua yang harus ditunaikan. Argumentasi
yang berkembang dalam masyarakat kitapun beraneka – ragam, ada yang mengatakan
bahwa jilbab hanyalah budaya orang arab saja. Ada yang mengutarakan itu hanya
sebagai simbol agama, atau ada lagi yang sudah cukup mengetahui hukum berjilbab
mengatakan memakai jilbab itu urusan kedua, yang pertama adalah men-jilbab-i hati. Pendapat yang
terakhir ini merupakan pandangan yang begitu tertanam dalam masyarakat awam
kita.
Sebagian besar perempuan baligh yang
belum mengenakan jilbab pada umumnya sudah mengetahui tentang hukum menutup
aurat ini. Dalam Al-Qur’an secara terang-terangan Allah Subhanahu Wa Ta’ala menjelaskan masalah
ini :
Hai Nabi,
Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri
orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya[1232] ke seluruh
tubuh mereka". yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal,
karena itu mereka tidak di ganggu. dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang. (Q.S. Al-Ahzaab :59)
[1232] Jilbab
ialah sejenis baju kurung yang lapang yang dapat menutup kepala, muka dan dada.
Dan
Hai anak
Adam[530], Sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup
auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. dan pakaian takwa[531] Itulah yang
paling baik. yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan
Allah, Mudah-mudahan mereka selalu ingat. (Q.S. Al-A’raaf)
[530] Maksudnya Ialah: umat manusia
[531] Maksudnya Ialah: selalu bertakwa kepada Allah.
Ayat di atas jelas sekali bahwa Allah menurunkan pakaian itu untuk menutup aurat,
bukan untuk berkelit mengaburkan perintah-Nya dan bukanpula hanya sekedar
untuk bermode (bergaya). Sayangnya, terlalu banyak alasan yang memang dibuat
seakan-akan benar seperti di atas tadi hampir menenggelamkan kebenaran
kandungan Al-Qur’an dan menimbulkan polemik berkepanjangan yang tiada ujung.
Namun jika selalu
mengedepankan perbaikan akhlak, kapan lagi kita akan memperbaiki keadaan jasmani
kita? Belum siap!! Itukah alasannya?? Bagaimana jika nyawa terlebih dahulu
dijemput sebelum aurat kita ditutup?! Siapkah kita dengan semua itu?.
Renungkanlah, apakah begitu sangat sulit sekali memasang kerudung dikepala,lalu
memakai baju berlengan panjang, dan mengenakan rok atau kulot sampai mata kaki
sehingga akhirnya dosa benar – benar begitu menggunung dan melaut luasnya?
Jawab dengan JUJUR menggunakan SUARA HATI terdalam : manakah yang lebih sulit,
menjaga hati agar tidak iri dengki, menghapus dendam, dan lain sebagainya itu
ataukah MENUTUP AURAT?? Layak disebut orang bijak jika jawabannya adalah lebih
sulit men-jilbab-i hati dari pada men-jilbab-i wajah dan seluruh tubuh.
Dikutip dari buku Wanita Seribu Pesona
(HENDI KURNIAH & AKA ABDI)