Hari yang menyenangkan bagiku,
awan menyapa dengan lembut dan rerumputan tersenyum mengisyaratkan ketenangan
di hati. Warna langit begitu indah saat menghantarkan sang fajar di
persemayamannya. Aku , kak Hanny dan Uni melangkahkan kaki menuji motor yang akan
menemani kami saat di perjalanan. Langit hampir mendekati senja, kami beranjak
pergi menelusuri jalan menuju tempat tujuan, yaitu menuju tempat seorang ahwat.
Kami di amanahkan oleh salah seorang kakak, kami ditugaskan untuk mengantarkan
sebuah kado kepada ahwat tersebut. Sesampainya di tempat tujuan,
“kalian berdua tolong kakak ya antarkan kado ini di rumah yang di depannya ada mobil tu ya!” pinta kak Hanny.
“iya kak” sautku dengan nada ngembila. “uni gonceng!” pintaku.
“iya”
Uni menstater motor jupiter Z nya yang setiap saat menemaninya. Kami pun beranikan diri pergi menuju rumah ahwat tersebut. Sesampainya di depan rumah ahwat tersebut, aku turun dan perlahan melangkahkan kaki kecil dengan harapan orang yang kami cari tidak ada.
“Assalamualaikum” sapaku
“wa’alaikumsalam, ada apa ya dek”
“ini benar rumhnya(****)??”
“iya benar dek”
“bisa tolong sampaikan kado ini untuk (****)?” ku ulur tanganku dan memberikan kotak kecil yang terbungkus kertas kado kepada wanita paru baya itu.
“kalau boleh tau ini dari siapa ya dek?”
“dari salah seorang kakak, tidak bisa saya sebutkan karena ini amanah”
“oh begitu ya dek, nanti saya sampaikan”
“baik bu, trimakasih ya bu. Wassalamu’alaikum”
“wa’alaikumsalam”
Huaft,legah deh. Ku usap dadaku dengan tangan kananku dan tersenyum melihat wajah sahabat karibku yaitu Uni.
“gimana sa?, orangnya ada kah?”
“kakaknya dak ada,tapi kadonya dititipkan jak tadi tu.”
“o okelah,habis ini kau mau kemana Sa?”
“mau pergi sama kak Hanny, ndak tau mau kemana”
“kak Hannynya mana?”
“tu” aku menunjuk ke arah kak Hanny yang duduk di atas motor tepat di depan bibir gerbang jalan.
Aku dan Uni menghampiri kak Hanny yang sedang mengetik ponsel yang ada ditangannya.
“gimana?,kadonya udah di antarkan blm?”tanya kak Hanny dengan wajah yang begitu lembut dan tenang
“udah donk kak,tapi orangnya dak ada.”jawabku cengengesa
“kak habis ini kakak mau kemana?,Uni mau ke Parit Baru.”
“kakak mau menemui ayah kakak sebentar, Esa ikut nemanin kakak ya!.”
“ok kak,yoklah kak qt pergi!”
“sama-samalah Uni juga lewat situ”
Kamipun pergi menelusuri jalan yang penuh dengan kendaraan yang berlalu-lalang. Rerintikan hujan mulai turun membasahi pandangan, ku lihat jam di ponselku sudah menunjukkan pukul 17.00 WIB. Kak Hanny terus melaju dengan kecepatan kurang lebih 60 km/jam,membuat tubuhku serasa terbang di udara. Aku menoleh ke arah belakang,kulihat sahabatku menyetir motornya dengan kencang karena hari sudah hampir gelap, sesekali Ia tersenyum memandangku yang selalu menoleh ke arahnya.
Di persimpangan jalan kak Hanny menepi dan menghentikan motornya,aku duduk di belakang dengan tenang dan bertanya “kak kita mau ngapain berhenti di sini?”
“kakak mau menemui ayah kakak dulu sebentar”
ketika aku melihat ke arah jalan Uni pun melintas dan melambaikan tanganya, perjalanannya masih jauh. Aku hanya bisa berdoa semoga dia sampai ke tempat tujuan.
Aku mengalihkan pandanganku kepada kak Hanny. Dari kejauhan tampak sosok lelaki menghampiri kami, semakin dekat semakin jelas bahwa sosok lelaki itu adalah ayah kak Hanny.Kak Hanny berjalan sedikit demi sedikit menghampiri ayahnya. Terlihat olehku mereka berbicara walaupun aku tak mengerti yang mereka perbincangkan, aku hanya duduk diam di atas motor dan asyik memainkan ponsel kesayanganku. Kak Hanny berjalan menghampiriku dengan wajahnya yang selalu tersenyum.
“esa mau nemanin kak dak?”
“mau, kemana kak?”
“ke tempat teman ayah kakak”
“ok kak”
Dengan mengendarai motor ayah kak Hanny melintasi kami dan berkata “ayah duluan ya nong,nanti ikuti dari belakang”...nong neng nang ning nong,hohoho. Ternyata panggilan rumah kak Hanny itu nong.
Kak hanny menstater motornya, dan aku naik di tempat duduk belakang. Kak hanny mengegas motonya mengikuti arah jalan ayahnya. Saat di jalan Ayani kami kehilangan jejak ayahnya kak Hanny. Kak Hanny kelihatan kebingungan dan terus bertanya “ayah kakak kemana ya sa,kok motornya ndak kelihatan?. Tadi ayah kakak bilang mau kemana?”
“kalau esa dak salah dengar, ayah kak Hanny bilang ke Ayani 2”
“tol 2 atau ayani 2?”
“ayani 2 kakak sayang”
Karena ragu-ragu, kak Hanny mulai menepikan motornya di tepi bibir jalan dan mengeluarkan ponsel dari saku jaketnya. Kak Hanny menelpon ayahnya tetapi tidak di angkat dan sambungannya selalu putus. Dengan keyakinan yang kuat kami memulai perjalanan kami menelusuri jalan ayani dengan ditemani rerintikan air mata awan yang jatuh secara perlahan.
“ayah kakak kemana ya sa?”
“dak tahu,ayah kakak bah bawa motornya cepat kak. Kita jadi kehilangan jejak, tapi Esa dengar tadi tu ayah kakak bilang mau ke Ayani 2.”
“kalian berdua tolong kakak ya antarkan kado ini di rumah yang di depannya ada mobil tu ya!” pinta kak Hanny.
“iya kak” sautku dengan nada ngembila. “uni gonceng!” pintaku.
“iya”
Uni menstater motor jupiter Z nya yang setiap saat menemaninya. Kami pun beranikan diri pergi menuju rumah ahwat tersebut. Sesampainya di depan rumah ahwat tersebut, aku turun dan perlahan melangkahkan kaki kecil dengan harapan orang yang kami cari tidak ada.
“Assalamualaikum” sapaku
“wa’alaikumsalam, ada apa ya dek”
“ini benar rumhnya(****)??”
“iya benar dek”
“bisa tolong sampaikan kado ini untuk (****)?” ku ulur tanganku dan memberikan kotak kecil yang terbungkus kertas kado kepada wanita paru baya itu.
“kalau boleh tau ini dari siapa ya dek?”
“dari salah seorang kakak, tidak bisa saya sebutkan karena ini amanah”
“oh begitu ya dek, nanti saya sampaikan”
“baik bu, trimakasih ya bu. Wassalamu’alaikum”
“wa’alaikumsalam”
Huaft,legah deh. Ku usap dadaku dengan tangan kananku dan tersenyum melihat wajah sahabat karibku yaitu Uni.
“gimana sa?, orangnya ada kah?”
“kakaknya dak ada,tapi kadonya dititipkan jak tadi tu.”
“o okelah,habis ini kau mau kemana Sa?”
“mau pergi sama kak Hanny, ndak tau mau kemana”
“kak Hannynya mana?”
“tu” aku menunjuk ke arah kak Hanny yang duduk di atas motor tepat di depan bibir gerbang jalan.
Aku dan Uni menghampiri kak Hanny yang sedang mengetik ponsel yang ada ditangannya.
“gimana?,kadonya udah di antarkan blm?”tanya kak Hanny dengan wajah yang begitu lembut dan tenang
“udah donk kak,tapi orangnya dak ada.”jawabku cengengesa
“kak habis ini kakak mau kemana?,Uni mau ke Parit Baru.”
“kakak mau menemui ayah kakak sebentar, Esa ikut nemanin kakak ya!.”
“ok kak,yoklah kak qt pergi!”
“sama-samalah Uni juga lewat situ”
Kamipun pergi menelusuri jalan yang penuh dengan kendaraan yang berlalu-lalang. Rerintikan hujan mulai turun membasahi pandangan, ku lihat jam di ponselku sudah menunjukkan pukul 17.00 WIB. Kak Hanny terus melaju dengan kecepatan kurang lebih 60 km/jam,membuat tubuhku serasa terbang di udara. Aku menoleh ke arah belakang,kulihat sahabatku menyetir motornya dengan kencang karena hari sudah hampir gelap, sesekali Ia tersenyum memandangku yang selalu menoleh ke arahnya.
Di persimpangan jalan kak Hanny menepi dan menghentikan motornya,aku duduk di belakang dengan tenang dan bertanya “kak kita mau ngapain berhenti di sini?”
“kakak mau menemui ayah kakak dulu sebentar”
ketika aku melihat ke arah jalan Uni pun melintas dan melambaikan tanganya, perjalanannya masih jauh. Aku hanya bisa berdoa semoga dia sampai ke tempat tujuan.
Aku mengalihkan pandanganku kepada kak Hanny. Dari kejauhan tampak sosok lelaki menghampiri kami, semakin dekat semakin jelas bahwa sosok lelaki itu adalah ayah kak Hanny.Kak Hanny berjalan sedikit demi sedikit menghampiri ayahnya. Terlihat olehku mereka berbicara walaupun aku tak mengerti yang mereka perbincangkan, aku hanya duduk diam di atas motor dan asyik memainkan ponsel kesayanganku. Kak Hanny berjalan menghampiriku dengan wajahnya yang selalu tersenyum.
“esa mau nemanin kak dak?”
“mau, kemana kak?”
“ke tempat teman ayah kakak”
“ok kak”
Dengan mengendarai motor ayah kak Hanny melintasi kami dan berkata “ayah duluan ya nong,nanti ikuti dari belakang”...nong neng nang ning nong,hohoho. Ternyata panggilan rumah kak Hanny itu nong.
Kak hanny menstater motornya, dan aku naik di tempat duduk belakang. Kak hanny mengegas motonya mengikuti arah jalan ayahnya. Saat di jalan Ayani kami kehilangan jejak ayahnya kak Hanny. Kak Hanny kelihatan kebingungan dan terus bertanya “ayah kakak kemana ya sa,kok motornya ndak kelihatan?. Tadi ayah kakak bilang mau kemana?”
“kalau esa dak salah dengar, ayah kak Hanny bilang ke Ayani 2”
“tol 2 atau ayani 2?”
“ayani 2 kakak sayang”
Karena ragu-ragu, kak Hanny mulai menepikan motornya di tepi bibir jalan dan mengeluarkan ponsel dari saku jaketnya. Kak Hanny menelpon ayahnya tetapi tidak di angkat dan sambungannya selalu putus. Dengan keyakinan yang kuat kami memulai perjalanan kami menelusuri jalan ayani dengan ditemani rerintikan air mata awan yang jatuh secara perlahan.
“ayah kakak kemana ya sa?”
“dak tahu,ayah kakak bah bawa motornya cepat kak. Kita jadi kehilangan jejak, tapi Esa dengar tadi tu ayah kakak bilang mau ke Ayani 2.”
Di pertengahan jalan kami
berjumpa dengan ayah kak Hanny, ternyata jalan yang kami tempuh benar. Begitu
terasa jauh perjalan kami karena sudah melintasi Sungai Raya Dalam, dalam
perjalanan hatiku terus berkata-kata dan dilanda kebingungan. Hari sudah
semakin senja warna langin tampak berganti tintah, lantunan suara Azan
bersautan menandakan waktunya para muslim di panggil oleh sang Rabb. Ku
keluarkan ponsel ku dari tas batik hijau kesayanganku,ku lihat jam yang ada di
ponselku, ternyata jam sudah menunjukkan pukul 18.15 WIB.
Kami memasuki jalan gang kecil,dan terus melaju mengikuti arah motor ayah kak Hanny. Jalannya dipenuhi batuan-batuan kerikil yang membuat aku berfikir dan membayangkan menunggangi seekor kuda. Setelah melakukan perjalan yang cukup jauh, akhirnya sampai juga ketempat yang dituju, dirumah indah dengan pondasi yang begitu mewah.
kami pun memasuki rumah itu,dalam hatiku trus bertanya-tanya mengapa kami mendatangi rumah ini. Orang rumah itu begitu ramah dan menyambut kami dengan sopan.
Kami memasuki jalan gang kecil,dan terus melaju mengikuti arah motor ayah kak Hanny. Jalannya dipenuhi batuan-batuan kerikil yang membuat aku berfikir dan membayangkan menunggangi seekor kuda. Setelah melakukan perjalan yang cukup jauh, akhirnya sampai juga ketempat yang dituju, dirumah indah dengan pondasi yang begitu mewah.
kami pun memasuki rumah itu,dalam hatiku trus bertanya-tanya mengapa kami mendatangi rumah ini. Orang rumah itu begitu ramah dan menyambut kami dengan sopan.
* * *
Sepulang dari rumah itu. Aku, kak Hanny, dan Ayah kak Hanny keluar dari gang dan melintasi jalan IMBON yang
arahnya menuju arah supadio. Di tengah perjalanan kami menepi ke sebuah rumah
makan padang. Kak Hanny dan ayahnya mengajak ku makan, karena kebetulan perut
juga sudah terasa lapar akupun menerima ajakan itu dengan senang hati. Saat di
meja makan, kak Hanny dan Ayahnya tampak asik berbincang-bincang terkait
tentang masalah masa depan dan buku kak Hanny yang berjudul Islam KTP. Aku
hanya bisa mendengar sambil menyantap makan yang begitu lezat di hadapanku. Tak
lama terdengar suara gemuruh hujan menyapa, disuasana yang begitu hening begitu
terdengar suara hujan seperti pasukan tentara yang berlari di Medan Perang.
Dengan hitungan beberapa menit saja, suara gemuruh itu berhenti. Kulihat
sesekali jam di ponselku, ternyata sudah pukul jam 20.00 WIB. Kami belum bisa
beranjak dari tempat makan, karena kak Hanny masih menikmati makanan yang
sesekali disantapnya.
Akhirnya kami melanjutkan
perjalanan kembali, mmelewati jalan IMBON yang menuju arah Supadio. Seperti
biasa aku tetap PW di belakang kak Hanny. Saat melakukan perjalanan pulang kami
diiringi rintikan air yang jatuh dari langit. So sweet J J J. Dalam perjalanan kami bnyak membicarakan hal-hal
yang mengasyikan, suasana malam ini begitu indah. Banyak muda mudi berlalu lalang di setiap muka jalan. Dengan di
temani hujan dan beralaskan jalan raya kami menikmati suasanan malam kota
metropolitan yang begitu ramai dan di penuhi lampu jalan yaang saling
bersautan. Malam ini malam minggu yang berkesan bagiku, aku bisa menikmati
suasana malam minggu bersama kak Hanny di atas motor yang selalu menemaninya
kemanapun ia pergi. Aku bahagia sekali bisa malam minggu dengan ditemani
seorang sosok kakak yang begitu baik dan cantik, serta selalu memberiku
motivasi dan arahan yang positif disetiap langkahku. Di malam ini dengan di
temani hujan, aku berdoa kepada Ya Rabb semoga Ia tetap menjaga ukhuwah antara
aku dan kak Hanny. Malam ini tanggal 31 Maret 2012, akan menjadi malam yang
paling bersejarah dalam hidupku.
I LOVE U COZ ALLAH.
I LOVE U COZ ALLAH.