Sabtu, 01 Desember 2012

Asal Usul Setan


Setan adalah salah satu makhluk yang memilih kesesatan. Para pakar Arab mengungkapkan bahwa setan bisa berasal dari kata : syathana, syathatha, syatha, dan syawatha, yang bermakna jauh, sesat, berkobar, terbakar, dan ekstrem. Karena itu, setan berarti jauh dari kebenaran atau jauh dari rahmat Allah SWT. Setan adalah makhluk sebangsa jin yang durhaka kepada Allah SWT, sebagaimana nenek moyang mereka yang bernama iblis. Al-Quran menjelaskan bahwa iblis tercipta dari api yang sangat panas, Dan kami telah menciptakan jin sebelum Adam dari api yang sangat panas (QS Al-Hijr [15]:27)
Syaikh Ahmad Al-Shawiy Al-Makkiy di dalam kitabnya, Hasyiyah Al-‘Allamah Al-shawiy, mengungkapkan bahwa konon makhluk yang bernama iblis mulanya bernama ‘Azazil. Ia adalah pemimpin para malaikat karena sangat taat dalam beribadah. Bahkan, sebelum itu iblis banyak mendapat “penghargaan” dari para penduduk langit. Di langit pertama, iblis dianugerahi gelar “al-‘abid” yang artinya tat dalam menjalankan ibadah. Di langit kedua, iblis dianugerahi gelar “al-zahid” yang artinya terhindar dari perbuaatan sia-sia. Di langit ketiga, iblis dianugerahi gelar “al-arif” yang artinya makhluk yang telah terbuka baginya selubung hijab sehingga dapat mengenal Tuhan. Di langit keempat, iblis dianugerahi gelar “al-waliy” yang artinya sosok makhluk yang dikasihi. Di langit kelima, iblis dianugerahi gelar “al-taqiy” yang artinya makhluk yang tinggi ketakwaannya. Di langit keenam, iblis dianugerahi gelar “al-khazin” yang artinya penjaga perbendaharaan langit yang merupakan rahasia kehidupan makhluk di muka bumi.  Dan di langit ketujuh, iblis diberi gelar “azazil” sebagai simbol keunggulannya sehingga ia diangkat sebagai pemimpin para malaikat.
Sedangkan nama iblis adalah “gelar” yang diberikan Allah SWT atas kesombongan dan pembangkangannya. Ini berawal ketika Allah SWT mengumumkan kepada seluruh malaikat bahwa Dia akan menciptakan sosok makhluk yang benama manusia sebagai khalifah (wakil Allah) di muka bumi. Penyampaian berita kepada malaikat itu sehubungan dengan keberadaan manusia kelak. Sebab diantara malaikat itu ada yang akan bertugas sebagaipencatat amal perbuatan manusia, ada yang bertugas memeliharanya, mendampinginya, mencabut nyawanya dan sebagainya. Allah SWT berfirman, Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Sesungguhnya Aku akan menjadikan khalifah di muka bumi.” (QS Al-Baqarah [2]:30)
Sebagai penghormatan kepada sang khalifah, Adam yang telah dianugrahi ilmu dan mendapat tugas mengolah dan mengelolah bumi, maka Allah SWT secara langsung dan menggunakan kata “Kami” yang menunjukkan keagungan-Nya, bukan lagi dengan kata “Aku”, memerintahkan kepada para malaikat untuk sujud kepada Adam, sebagaimana firman-Nya, Dan ketika Kami berfirman kepada para malaikat, “sujudlah kalian semua kepada Adam!” Maka sujudlah semua malaikat itu kecuali iblis, ia enggan dan sombong, dan adalah iatermasuk golongan yang kafir (ingkar) (QS Al-Baqarah [2]:34).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar