Setan adalah salah
satu makhluk yang memilih kesesatan. Para pakar Arab mengungkapkan bahwa setan
bisa berasal dari kata : syathana, syathatha, syatha, dan syawatha, yang
bermakna jauh, sesat, berkobar, terbakar, dan ekstrem. Karena itu, setan
berarti jauh dari kebenaran atau jauh dari rahmat Allah SWT. Setan adalah
makhluk sebangsa jin yang durhaka kepada Allah SWT, sebagaimana nenek moyang
mereka yang bernama iblis. Al-Quran menjelaskan bahwa iblis tercipta dari api
yang sangat panas, Dan kami telah
menciptakan jin sebelum Adam dari api yang sangat panas (QS Al-Hijr
[15]:27)
Syaikh Ahmad
Al-Shawiy Al-Makkiy di dalam kitabnya, Hasyiyah
Al-‘Allamah Al-shawiy, mengungkapkan bahwa konon makhluk yang bernama iblis
mulanya bernama ‘Azazil. Ia adalah
pemimpin para malaikat karena sangat taat dalam beribadah. Bahkan, sebelum itu
iblis banyak mendapat “penghargaan” dari para penduduk langit. Di langit
pertama, iblis dianugerahi gelar “al-‘abid”
yang artinya tat dalam menjalankan ibadah. Di langit kedua, iblis dianugerahi
gelar “al-zahid” yang artinya
terhindar dari perbuaatan sia-sia. Di langit ketiga, iblis dianugerahi gelar “al-arif” yang artinya makhluk yang telah
terbuka baginya selubung hijab sehingga dapat mengenal Tuhan. Di langit
keempat, iblis dianugerahi gelar “al-waliy”
yang artinya sosok makhluk yang dikasihi. Di langit kelima, iblis dianugerahi
gelar “al-taqiy” yang artinya makhluk
yang tinggi ketakwaannya. Di langit keenam, iblis dianugerahi gelar “al-khazin” yang artinya penjaga perbendaharaan
langit yang merupakan rahasia kehidupan makhluk di muka bumi. Dan di langit ketujuh, iblis diberi gelar “azazil” sebagai simbol keunggulannya
sehingga ia diangkat sebagai pemimpin para malaikat.
Sedangkan nama
iblis adalah “gelar” yang diberikan Allah SWT atas kesombongan dan
pembangkangannya. Ini berawal ketika Allah SWT mengumumkan kepada seluruh
malaikat bahwa Dia akan menciptakan sosok makhluk yang benama manusia sebagai
khalifah (wakil Allah) di muka bumi. Penyampaian berita kepada malaikat itu
sehubungan dengan keberadaan manusia kelak. Sebab diantara malaikat itu ada
yang akan bertugas sebagaipencatat amal perbuatan manusia, ada yang bertugas
memeliharanya, mendampinginya, mencabut nyawanya dan sebagainya. Allah SWT
berfirman, Ingatlah ketika Tuhanmu
berfirman kepada para malaikat, “Sesungguhnya Aku akan menjadikan khalifah di
muka bumi.” (QS Al-Baqarah [2]:30)
Sebagai
penghormatan kepada sang khalifah, Adam yang telah dianugrahi ilmu dan mendapat
tugas mengolah dan mengelolah bumi, maka Allah SWT secara langsung dan
menggunakan kata “Kami” yang menunjukkan keagungan-Nya, bukan lagi dengan kata
“Aku”, memerintahkan kepada para malaikat untuk sujud kepada Adam, sebagaimana
firman-Nya, Dan ketika Kami berfirman
kepada para malaikat, “sujudlah kalian semua kepada Adam!” Maka sujudlah semua
malaikat itu kecuali iblis, ia enggan dan sombong, dan adalah iatermasuk
golongan yang kafir (ingkar) (QS Al-Baqarah [2]:34).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar