Pada zaman Nabi Musa a.s, hiduplah seorang yang dianugerahi kekayaan yang
berlimpah, Qarun namanya. Ia memiliki rumah yang megah dan indah serta di
penuhi barang-barang mewah. Begitu juga sawah dan hewan ternaknya tak terhitung
lagi. Bahkan, Qarun punya harta simpanan yang sangat banyak untuk mengangkut
kuncinya saja dibutuhkan banyak orang.
Qarun memang seorang yang pandai dan
ahli dalam bekerja. Namun sayang, Qarun amat pelit dan kejam. Ia hanya mau
memeras tenaga orang-orang untuk memperkaya dirinya tanpa diberi upah. Hanya
sedikit makanan dibagikan supaya mereka tidak mati kelaparan.
Qarun senang berjalan-jalan memamerkan
kekayaannya sehingga membuat kagum orang yang melihatnya.
"Wah! Sungguh beruntung Qarun!
Punya harta yang banyak!"teriak orang-orang
"Kalau saja aku kaya raya seperti Qarun, tentu hidupku akan senang sepanjang masa!" teriak yang lainnya.
"Kalau saja aku kaya raya seperti Qarun, tentu hidupku akan senang sepanjang masa!" teriak yang lainnya.
Bukan main bangganya Qarun mendengar
pujian itu. Ia semakin larut dalam kesombongan. Suatu siang, utusan Nabi Musa
datang menjumpai Qarun. Orang itu menyampaikan pesan Nabi Musa bahwa Qarun
wajib memberikan zakat atas hartanya kepada fakir miskin.
"Apa?! Memangnya siapa Musa
itu?" Muka Qarun merah padam."Aku mendapat harta kekayaan ini dengan
susah payah. Sekarang harus dibagikan pada orang miskin. Enak saja!" kata
Qarun marah-marah.
"Hartaku ini kuperoleh dengan kerja keras dan kepandaianku sendiri! Tak ada yang membantuku,"sahut Qarun dengan angkuhnya.
Lalu, Nabi Musa sendiri yang datang ke rumah Qarun untuk menyampaikan kewajiban membayar zakat. Melihat Musa muncul dihadapannya, entah kenapa Qarun jadi gemetaran. Ia merasa takut pada Musa. Wajah beringasnya berubah ramah sekali.
"Hartaku ini kuperoleh dengan kerja keras dan kepandaianku sendiri! Tak ada yang membantuku,"sahut Qarun dengan angkuhnya.
Lalu, Nabi Musa sendiri yang datang ke rumah Qarun untuk menyampaikan kewajiban membayar zakat. Melihat Musa muncul dihadapannya, entah kenapa Qarun jadi gemetaran. Ia merasa takut pada Musa. Wajah beringasnya berubah ramah sekali.
"Mari! Silakan, saudaraku,"kata
Qarun pada Nabi Musa.
Ia membungkukkan badannya tanda
hormat."Tak perlu bermanis muka kepadaku. Benarkah kau menolak memberikan
zakat? Allah telah memberimu harta yang berlimpah! Kau harus mengeluarkan zakat
bagi fakir miskin.
Sungguh, aku menyuruhmu berzakat atas perintah Allah," kata Nabi Musa. Qarun amat ketakutan. Ia tidak bisa marah pada Musa.
Sungguh, aku menyuruhmu berzakat atas perintah Allah," kata Nabi Musa. Qarun amat ketakutan. Ia tidak bisa marah pada Musa.
"O, tentu!" kata
Qarun."Akan kusuruh kepala gudang menghitung semua kekayaanku dan
mengeluarkan zakatnya."
"Musa pun mempercayai ucapan Qarun.
Pengawal dan pembantu Qarun sangat heran melihat sikap Qarun yang pengecut.
Dibelakang Nabi Musa, Qarun berani menjelekkannya. Tapi di depan Nabi Musa, ia
malah menghormatinya. Sepeninggal Nabi Musa, Qarun mulai sadar akan
kepengecutannya.
"Hmmmm! Aku harus menemui Musa
dengan sombong! Aku harus mengembalikan kewibawaanku di depan pembantuku,"
kata Qarun. "Aku tidak akan mengeluarkan zakat. Harta yang kupunya bukan
untuk dibagikan pada orang miskin!" umpat Qarun.
Keesokan harinya, Nabi Musa menemui
Qarun lagi untuk memperingatkan kewajiban berzakat. Kali ini Qarun menyambut
Nabi Musa dengan wajah yang sombong. Ia berdiri tegak di depan pintu.
Dikenakannya pakaian yang bagus dan perhiasan yang mahal-mahal. Agar kelihatan
besar dan Nabi Musa akan merasa rendah dihadapannya.
"Hai Qarun! Kau sudah berbohong padaku. Kemarin kau bilang akan
memberikan zakat pada orang miskin, tapi nyatanya kau menolak perintah
Allah," kata Nabi Musa.
"Hai Musa! Ketahuilah, semua harta kekayaanku ini kuperoleh dengan
kerja keras. Mengapa harus dibagikan pada orang miskin?"bantah Qarun
dengan angkuh.
Nabi Musa kini mengetahui kalau Qarun
seorang yang munafik. Si pembohong Besar. tak henti-hentinya Nabi Musa
mengingatkan akan hukuman Allah bagi orang yang berdusta. Namun, Qarun tetap
dalam kebanggan dirinya.
"Aku akan memohon kepada Allah supaya menenggelamkan semua harta kekayaanmu kedasar bumi,"sahut Nabi Musa.
"Ha..ha..ha.....cobalah meminta pada Tuhanmu. Aku tidak takut! Aku banyak memiliki kekayaan yang dapat menolongku,"kilah Qarun. Ia tidak mengindahkan ancaman Nabi Musa.
"Aku akan memohon kepada Allah supaya menenggelamkan semua harta kekayaanmu kedasar bumi,"sahut Nabi Musa.
"Ha..ha..ha.....cobalah meminta pada Tuhanmu. Aku tidak takut! Aku banyak memiliki kekayaan yang dapat menolongku,"kilah Qarun. Ia tidak mengindahkan ancaman Nabi Musa.
Nabi Musa lalu berdo'a seraya mengangkat
tangannya. Allah mengabulkan do'a Nabi-Nya. Tiba-tiba, tanah yang dipijak Qarun
menjadi retak dan terbelah. Rumah megah besrta isinya milik Qarun tenggelam.
"Oh.....tidak! rumahku.....,
hartaku......tolong.....," Qarun menjerit sedih. Dalam waktu sekejap saja
semua kekayaannya amblas ke dalam tanah. Dan Qarun sendiri jatuh ke dasar bumi.
Terkubur bersama harta kekayaannya yang banyak itu.
Orang-orang yang dulu berangan-angan
mempunyai kekayaan yang banyak seperti Qarun kini menyadari kekhilafannya.
"Sungguh malang! Allah telah
menghukum Qarun dan membinasakan seluruh hartanya," kata orang-orang itu.
Karena pertolongan Allah, Nabi Musa dan kaumnya selamat.
Allah tidak
menyukai orang-orang yang sombong
Tidak ada komentar:
Posting Komentar