Terkadang telah lupa bahwa
Allah menghadirkan orang-orang disekeliling kita dengan maksud dan tujuan
tertentu, ana sebagai manusia biasa hanya bisa bersyukur selalu Allah jaga dan
selalu mendekatkan ana pada orang-orang yang luar biasa.Sempat berfikir saat
lulus kuliah anak langsung mengajar di sekolah menengah pertama (SMP) atau
sekolah menengah atas (SMA). Begitu banyak gejolak yang terjadi saat ana
selesai wisudah. Orang tua ana yaitu ibu ana menginginkan ana untuk
mendaftarkan diri sebagai pekerja bank, tapi ana menolaknya karena alasan ini
dan itu. Bekerja di bank ??? yang benar saja, ana tak akan mau melucuti apa
yang telah ana jaga selama 2 tahun. Untuk hijrah itu sulit, tak akan ana
biarkan karna dunia ana gadaikan keimanan.
Sedih itu pasti, hampir setiap
hari ana pergi ke sekolah-sekolah untuk mengantarkan surat lamaran kerja. SMA 2
Mempawah, SMP 4 Mempawah dan SMP SMA lainnya. Ana selalu yakin dengan kekuatan
do’a. selang 2 hari ana beranikan diri untuk melamar kerja di Pesantren
Darussalam. Sesampainya disana ana bertemu dengan kepala sekolahnya dan
alhamdulillah langsung diterima kerja sebagai guru pengganti selama 3 bulan,
atas izin Allah ana pun bekerja di Pontren Darussalam. Tapi setelah sebulan
bekerja ana dapat panggilan dari Yayasan SD IT Anak Shaleh Mempawah Hilir,
sebenarnya ana ragu mau datang karena akan diadakan tes dulu sebelum menjadi
guru di SD IT Anak Shaleh. Di dalam hati ada rasa bimbang dan ragu, tapi ana
selalu yakin ada hal baik yang akan terjadi, insyaAllah Allah akan pilihkan pekerjaan
yang pas dengan ana karena tak ada yang lebih tahu kebaikan untuk seseorang
selain penciptanya sendiri. Akhirnya ana pergi ke SD IT Anak Shaleh dan di tes,
deg degan tapi nama Allah selalu ana sebut di dalam hati.
Sebulan lebih telah berlalu,
masa bekerja di Pontren sebentar lagi habis, tapi panggilan yayasan dari SD IT
Anak Shaleh belum juga datang. Bimbang dan resah , timbul pertanyaan apakah ana
akan menjadi pengangguran lagi. Bu Endang salah satu orang yayasan sekaligus
murobi ana mengatakan bahwa bersiaplah karena ana akan bergabung di SD IT Anak
Shaleh, selang 3 hari kemudian Pontren
Darussalam meminta ana menjadi guru tetap disana. MasyaAllah Maha Suci Allah, Allah
menghadapkan ana pada 2 pilihan yang sulit. Kedua sekolah itu bagus dan baik,
tapi ana memutuskan untuk menjadi guru di SD IT Anak Shaleh. Keputusan yang ana
ambil buruk atau baik itu semua ana serahkan kepada Allah, karena ana bekerja
lillahi ta’ala.
Sebenarnya anak Pontren
Darussalam sangat menyayangkan kepergian ana, karena mereka sudah merasa nyaman
dan dekat dengan ana, tapi ana harus memilih salah satu pekerjaan tidak bisa
kedua-duanya. Saat ana berhadapan dengan kepala sekolah SD IT ana langsung
diamanahkan menjadi wali kelas 3B. what???? Ana sempat bimbang karena jujur selama
kuliah ana hanya belajar dan diajarkan bagaimana mengajar anak SMP dan SMA.
Pertama kali masuk ke kelas
ana gugup dan masyaAllah ana langsung tersenyum melihat wajah anak-anak yang
lucu-lucu dan soleh solehah, banyak tantangan saat mengajar mereka. Saat
mengajar ana harus berperan sebagai ibu mereka, kakak mereka, teman mereka, dan
guru mereka. Tapi ana slalu bahagia melihat senyum diwajah mereka. Semakin hari
ana semakin dekat dengan mereka bahkan sangat dekat, mereka selalu manja dan
menurut kepada ana, tapi mereka harus naik di kelas 4 dan bukan ana lagi yang
mengajar mereka, sedih si pasti tapi mungkin ini yang terbaik.
Usai kenaikan kelas ana
sebenarnya diamanahkan untuk mengajar di kelas 4, yaitu 4 B, lalu berubah
disuruh ngajar kelas 5, dan ujung-ujungnya berubah lagi mengajar di kelas 6.
(tepo jidat) Ana harus mengajar kelas yang selama mereka dikelas 5 selalu
membuat masalah,berkelahi, ribut. Hadu,...tapi lagi-lagi ana percaya ada maksud
di balik keputusan ini. Hati rasa bimbang, apakah ana sanggup mengajar mereka
karena mereka nanti akan menghadapi Ujian Sekolah (US). Masalah sifat atau
kenakalan mereka insyaAllah bisa ana kontrol, karena ana yakin mereka bukan
anak nakal tetapi banyak akal. Ana juga yakin mereka tak seperti yang guru-guru
lain ceritakan, kelas inilah, nakallah, ributlah, karena rasa percaya itulah
ana mantap menerima amanh untuk menjadi
wali kelas 6.
Pertama kali masuk kelas
nampaknya mereka agak sedikit terkejut, mungkin,..karena ana selama mengajar di
kelas 3B biasanya juga sering mereka panggil jika di kelas mereka dulu yaitu
kelas lima saat ada yg berkelahi atau bertengkar, jadi mereka sebenarnya sudah
tidak asing lagi dengan ana. Hari-hari
ana lalui bersama mereka, masyaAllah mereka tak seperti yang ana bayangkan,
anak-anaknya penyayang, peduli sama teman, dan yang terpenting selalu membuat
ana bahagia dan tertawa. Ana selalu menyayangi mereka, karena kebahagiaan ana
ada pada mereka.